Serangan siber dapat terjadi melalui berbagai metode dan teknik, yang memanfaatkan kelemahan dalam sistem keamanan untuk mendapatkan akses tidak sah, merusak data, atau mengganggu operasional. Berikut adalah bagaimana serangan siber biasanya terjadi:
1. Pengenalan Target
- Reconnaissance (Pengintaian): Penyerang mulai dengan mengumpulkan informasi tentang target, termasuk detail teknis, struktur organisasi, dan potensi kelemahan. Ini bisa mencakup pencarian di internet, media sosial, dan sumber publik lainnya.
- Footprinting: Mengidentifikasi informasi tentang jaringan target, seperti alamat IP, nama domain, dan sistem yang digunakan.
2. Penerobosan
- Exploit Vulnerabilities (Eksploitasi Kerentanan): Penyerang memanfaatkan kerentanan yang ditemukan dalam perangkat lunak atau sistem target. Ini bisa berupa bug perangkat lunak, konfigurasi yang salah, atau kelemahan keamanan lainnya.
- Contoh: Menggunakan exploit untuk memanfaatkan kerentanan dalam aplikasi web untuk mendapatkan akses ke database.
- Phishing: Mengirim email atau pesan yang tampaknya sah untuk menipu korban agar memberikan informasi sensitif atau mengunduh malware.
- Contoh: Email yang tampaknya berasal dari bank meminta korban untuk mengklik tautan dan memasukkan kredensial mereka.
3. Pemasukan Malware
- Malware (Perangkat Lunak Berbahaya): Menggunakan virus, worm, trojan, atau ransomware untuk menginfeksi sistem target. Malware bisa masuk melalui lampiran email, unduhan dari situs web berbahaya, atau perangkat USB yang terinfeksi.
- Contoh: Trojan yang menyamar sebagai perangkat lunak biasa dan memberikan akses tidak sah ke penyerang.
- Payload Delivery: Setelah malware masuk ke sistem, ia menjalankan payload untuk melakukan tindakan berbahaya seperti enkripsi data, mencuri informasi, atau mengirimkan data ke server penyerang.
4. Eksfiltrasi Data
- Data Extraction: Penyerang mencuri data sensitif dari sistem target, yang bisa mencakup informasi pribadi, keuangan, atau bisnis.
- Contoh: Menggunakan keylogger untuk mencatat dan mengirimkan ketikan pengguna kepada penyerang.
- Command and Control (C2): Menggunakan server C2 untuk berkomunikasi dengan malware yang terinstal dan mengendalikan aktivitas jahat.
5. Menjaga Akses
- Persistence: Penyerang menginstal backdoor atau metode lain untuk memastikan akses berkelanjutan ke sistem meskipun langkah-langkah perbaikan diterapkan.
- Contoh: Menggunakan trojan rootkit yang menyembunyikan keberadaan malware dari sistem keamanan.
6. Menghapus Jejak
- Covering Tracks: Penyerang menghapus log dan bukti lain yang dapat menunjukkan aktivitas mereka, untuk menghindari deteksi dan pelacakan.
- Contoh: Menghapus atau memodifikasi file log sistem agar tidak menunjukkan aktivitas mencurigakan.
7. Eksekusi Serangan
- Disruption: Mengganggu layanan atau sistem target, seperti dengan melakukan serangan DDoS yang membanjiri sistem dengan lalu lintas.
- Contoh: Melakukan serangan DDoS untuk membuat situs web tidak dapat diakses oleh pengguna.
8. Motivasi Serangan
- Kejahatan Finansial: Mengambil alih data pribadi, informasi kartu kredit, atau menuntut tebusan melalui ransomware.
- Politik atau Aktivisme: Mengakses atau memanipulasi informasi untuk tujuan politik atau sosial.
- Spionase Industri: Mencuri informasi rahasia untuk keuntungan kompetitif.
- Kehancuran atau Chaos: Mengganggu operasional atau merusak reputasi organisasi.
Contoh Teknik Serangan
- SQL Injection: Menyisipkan perintah SQL berbahaya ke dalam input aplikasi untuk mendapatkan akses ke database.
- Cross-Site Scripting (XSS): Menyisipkan skrip berbahaya ke dalam halaman web yang ditampilkan kepada pengguna lain.
- Man-in-the-Middle (MitM): Menyadap komunikasi antara dua pihak untuk mencuri data atau mengubah informasi.
Tindakan Preventif
- Patch Management: Memperbarui perangkat lunak dan sistem untuk menutup kerentanan.
- Edukasi Pengguna: Melatih pengguna untuk mengenali dan menghindari phishing dan ancaman lain.
- Firewall dan Antivirus: Menggunakan perangkat keamanan untuk melindungi sistem dari ancaman.
- Monitoring dan Respon: Memantau aktivitas jaringan dan sistem secara real-time untuk mendeteksi dan merespons ancaman dengan cepat.
Memahami bagaimana serangan siber terjadi membantu organisasi dan individu dalam mengembangkan strategi keamanan yang efektif dan responsif terhadap ancaman yang terus berkembang.
0 Komentar
❌ It is forbidden to copy and re-upload this Conten Text, Image, video recording ❌
➤ For Copyright Issues, business cooperation (including media & advertising) please contact : ✉ hcid.org@gmail.com
✉ Copyright@hcid.org